TEORI AGENSI
Teori Keagenan (Agency Theory) Jensen dan
Meckling (1976) dalam Masdupi (2005, 59) mendefinisikan teori keagenan sebagai
hubungan antara agen (manajemen suatu usaha) dan principal (pemilik
usaha). Di dalam hubungan keagenan terdapat suatu kontrak dimana satu orang
atau lebih (principal) memerintah orang lain (agen) untuk melakukan suatu
jasa atas nama prinsipal dan memberi wewenang kepada agen untuk membuat
keputusan yang terbaik bagi prinsipal.
Dengan kata lain pihak principals
adalah pihak yang memberikan mandat kepada pihak lain, yaitu agent,
untuk melakukan semua kegiatan atas namaprincipals dalam kapasitasnya
sebagai pengambil keputusan (Jensen dan Smith, 1984).
Tujuan dari teori agensi adalah pertama,
untuk meningkatkan kemampuan individu (baik prinsipal maupun agen) dalam
mengevaluasi lingkungan dimana keputusan harus diambil (The belief revision
role).Kedua, untuk mengevaluasi hasil dari keputusan yang telah
diambil guna mempermudah pengalokasian hasil antara prinsipal dan agen sesuai
dengan kontrak kerja (Theperformance evaluation role).
Secara garis besar teori agensi dikelompokkan
menjadi dua (Eisenhardt,1989), yaitu positive agency research dan principal
agent research.Positve agent research memfokuskan pada identifikasi situasi
dimana agen dan prinsipal mempunyai tujuan yang bertentangan dan mekanisme
pengendalian yang terbatas hanya menjaga perilaku self serving agen.Secara
ekslusif, kelompok ini hanya memperhatikan konflik tujuan antara pemilik (stockholder)
dengan manajer.
Sementara itu principal agent
research memfokuskan pada kontrak optimal antara perilaku dan hasilnya,
secara garis besar penekanan pada hubungan principal dan agent.
Principal-agent research mengungkapkan
bahwa hubungan agent-principal dapat diaplikasikan secara lebih luas,
misalnya untuk menggambarkan hubungan pekerja dan pemberi kerja, lawyer dengan
kliennya, auditor dengan auditee.
Agency theory tidak dapat dilepaskan
dari kedua belah pihak diatas, baik prinsipal maupun agen merupakan pelaku
utama dan keduanya mempunyai bargaining position masing-masing dalam
menempatkan posisi, peran dan kedudukannya.
Definisi Virtual Organization
Virtual
Organization atau organisasi virtual adalah sekelompok grup, orang, atau
institusi dengan beberapa tujuan yang sama mereka melakukan sharing sumber daya
(komputer) untuk memenuhi kebutuhan mereka.Menurut Wikipedia Organisasi virtual adalah organisasi inti kecil yang menyubkontrakkan fungsi-fungsi utama bisnis secara detail.
"VO's (virtual organizations), refers to a new organizational form characterized by a temporary or permanent collection of geographically dispersed individuals, groups or organization departments not belonging to the same organization - or entire organizations, that are dependent on electronic communication for carrying out their production process." (Travica, 1997)
VO(Virtual Organisasi), Mengacu pada bentuk organisasi baru ditandai dengan koleksi sementara atau permanen dari individu secara geografis, kelompok atau departemen organisasi bukan milik organisasi yang sama - atau organisasi keseluruhan, yang bergantung pada komunikasi elektronik untuk melaksanakan proses produksi mereka. (Travica, 1997)(Translate In Google)
Bebarapa Karakteristik dari Virtual Organisasi:
1.
Melintasi Batas
Perubahan bisnis environment menuntut suatu perusahaan atau organisasi untuk lebih fleksibel di dalam melakukan kegiatan produksinya.Untuk itu perusahaan harus menghasilkan produk yang berkualitas dan sesuai dengan keinginan penggunanya, sehingga dibutuhkanlah kolaborasi antar organisasi untuk menentukan minat dari pengguna suatu produk.Dari sinilah terbentuk Virtual Organisasi yang memiliki yang peranan penting.
Perubahan bisnis environment menuntut suatu perusahaan atau organisasi untuk lebih fleksibel di dalam melakukan kegiatan produksinya.Untuk itu perusahaan harus menghasilkan produk yang berkualitas dan sesuai dengan keinginan penggunanya, sehingga dibutuhkanlah kolaborasi antar organisasi untuk menentukan minat dari pengguna suatu produk.Dari sinilah terbentuk Virtual Organisasi yang memiliki yang peranan penting.
2.
Berbagi Sumber Daya (Resources)
Misalnya adalah toko buku online Amazon yang menjual berbagai macam buku. Apakah Amazon memiliki buku yang dijual tersebut? Tentu tidak, Amazon bekerja sama dengan perusahaan lain untuk mendapatkan stock yang selanjutnya dijual melalui Amazon. Sama halnya ketika kita menjual buku dari Amazon, kita tidak memiliki buku yang kita jual secara fisik.
Misalnya adalah toko buku online Amazon yang menjual berbagai macam buku. Apakah Amazon memiliki buku yang dijual tersebut? Tentu tidak, Amazon bekerja sama dengan perusahaan lain untuk mendapatkan stock yang selanjutnya dijual melalui Amazon. Sama halnya ketika kita menjual buku dari Amazon, kita tidak memiliki buku yang kita jual secara fisik.
3.
Wilayah yang tersebar
Misalnya, dalam pengembangan software, kita berada di Indonesia dan bekerja pada pukul 8AM sampai 16 AM. Tentunya kita tidak dapat bekerja pada malam hari kan? Tetapi jika kita memiliki rekan di luar negeri, di US misalnya, saat di Indonesia malam hari, di sana masih siang, dan dapat digunakan untuk melanjutkan pengembangan software.
Misalnya, dalam pengembangan software, kita berada di Indonesia dan bekerja pada pukul 8AM sampai 16 AM. Tentunya kita tidak dapat bekerja pada malam hari kan? Tetapi jika kita memiliki rekan di luar negeri, di US misalnya, saat di Indonesia malam hari, di sana masih siang, dan dapat digunakan untuk melanjutkan pengembangan software.
apa contoh dr organisasi virtual
BalasHapusterimaksih